SAMPIT, Pasangan Sudarsono dan Yulhaidir makin mantap 
untuk maju sebagai calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup)
 di pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) Kabupaten Seruyan pada 4 
April 2013 nanti. Apalagi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat melalui 
rapat pleno hasil verifikasi faktual pada Rabu(2/1), menyatakan pasangan
 yang maju melalui jalur perseorangan atau jalur independen ini memenuhi
 syarat dan berhak mendaftar menjadi cabup dan cawabup Seruyan.
Hasil verifikasi faktual itu disambut gembira oleh Sudarsono-Yulhaidir 
dan para pendukungnya. Sebagai calon independen, proses yang mereka 
lalui tentu berbeda dibanding bakal calon yang diusung oleh partai 
politik. Sudarsono dan Yulhaidir harus mengumpulkan dukungan warga yang 
dibuktikan melalui fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang kemudian 
diverifikasi langsung di lapangan oleh KPU.
“Ini yang semakin membuat kami optimis karena dukungan yang diberikan 
masyarakat kepada kami itu benar-benar riil atau nyata, dan itu 
dibuktikan oleh KPU saat proses verifikasi faktual. Kami berterima kasih
 kepada masyarakat dan tim yang mendukung kami, termasuk kepada KPU 
Seruyan terkait masalah ini,” ucap Sudarsono didampingi Yulhaidir, 
Kamis(3/1).
Sesuai aturan, dengan mempertimbangkan jumlah penduduk, sebagai calon 
independen pasangan ini diwajibkan menyerahkan minimal 10.275 fotokopi 
KTP masyarakat yang mendukung mereka. Saat itu mereka menyerahkan 
sebanyak 13.267 KTP dan dinyatakan memenuhi syarat meski setelah 
diverifikasi, dukungan yang memenuhi syarat yaitu sebanyak 10.366, 
melebihi batas minimal yang ditetapkan KPU.
“Setidaknya, ini adalah modal awal kami karena dukungan 10.366 KTP itu 
riil (nyata) dan sudah diverifikasi. Jadi kami optimistis bisa berhasil 
karena masih ada waktu bagi kami untuk mencari tambahan dukungan. Kami 
juga akan segera mendaftarkan diri sebagai calon bupati dan calon wakil 
bupati ke KPU,” sambung Sudarsono yang merupakan anggota Komisi C DPRD 
Provinsi Kalteng yang terpilih dari daerah pemilihan Kotim dan Seruyan.
Dia dan Yulhaidir terpanggil untuk ikut bertarung dalam pemilukada nanti
 karena banyaknya dukungan masyarakat, bahkan sebagian besar langsung 
datang menyampaikan dukungan. Tidak heran jika untuk mendapatkan 
dukungan 13.267 KTP, bisa dipenuhi tim mereka hanya dalam waktu dua 
bulan tanpa ada iming-iming imbalan yang mereka berikan kepada 
masyarakat untuk dukungan itu.
“Makanya kami tidak ragu bersaing dengan calon yang diusung partai 
karena dukungan kami nyata. Makin banyak pasangan calon yang maju, malah
 makin bagus,” tandas politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang 
merupakan putra daerah kelahiran Tumbang Manjul 17 November 1964 lalu 
ini.
Sudarsono dan Yulhaidir mengaku sengaja maju lewat jalur independen 
meski mereka adalah kader partai politik. Sudarsono bernaung di PKS, 
sedangkan Yulhaidir yang saat ini menjabat Wakil Ketua Komisi I DPRD 
Seruyan dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
“Secara internal, partai kami bisa saja mengusung figur lain, tapi bagi 
kami itu tidak masalah karena kami memang memutuskan maju melalui jalur 
independen, bukan bermaksud tidak menghargai partai. Tentu akan lebih 
baik lagi jika partai kami juga mendukung kami,” timpal Yulhaidir.
Meski sadar akan bersaing dengan psangan calon yang diusung oleh partai 
politik, Yulhaidir optimistis mereka berdua bisa memenangi menjadi 
pemenang. “Di Seruyan itu basis massanya milik figur, bukan partai 
politik. Jadi kami optimis,” tutup Yulhaidir dengan yakin.
Menjawab Kerinduan Kepemimpinan Berbeda
Ada alasan mendasar sehingga Sudarsono dan Yulhaidir mengaku kompak 
untuk maju pada pemilukada Seruyan. Menurut mereka, saat ini aspirasi 
perubahan di Seruyan sedang menggelora sebagai bentuk keinginan 
masyarakat terhadap munculnya kemimpinan yang berbeda. Kerinduan itulah 
yang berusaha mereka jawab dengan cara ikut bertarung dalam pemilukada.
Menurut pandangan Sudarsono, Seruyan memiliki modal yang lengkap dan 
nyaris sempurna untuk menjadikannya daerah yang maju bahkan terdepan di 
Kalteng. Seruyan sangat menjanjikan jika dikelola secara maksimal sesuai
 dengan harapan masyarakat selama ini.
“Di Jakarta, khususnya di Komisi II DPR RI, Seruyan ini diperbincangkan 
karena diprediksi bisa menjadi yang tercepat dalam hal pembangunan dari 
delapan daerah pemekaran yang ada di Kalteng. Namun faktanya, untuk 
sejajar dengan daerah-daerah pemekaran itu saja masih sulit, apalagi 
jika ingin bersaing dengan daerah besar di Kalteng, seperti Kotawaringin
 Timur dan lainnya,” ucap Sudarsono.
Tokoh yang berlatar belakang sebagai kepala sekolah swasta dan merupakan
 guru swasta pertama di Seruyan yang meraih sertifikat profesional ini, 
menilai, Seruyan masih berpotensi lebih maju dibanding daerah lainnya di
 Kalteng. Hal itu pulalah yang membuat dirinya dan Yulhaidir terpanggil 
untuk ikut pemilukada nanti.
Sebagai putra daerah dan pernah menjabat sebagai Ketua Forum Empat 
Kecamatan Seruyan Menuju Kabupaten, dia mengaku sudah mengenal bagaimana
 kondisi daerah dan masyarakatnya. Terlebih di Kecamatan Sembuluh, 
Hanau, Seruyan Tengah dan Seruyan Hulu yang bergabung dalam forum 
tersebut waktu itu. Begitu juga sebagai wakil rakyat, mereka juga sering
 menyerap aspirasi masyarakat di kecamatan lainnya di Seruyan.
“Dari aspirasi itu, kami tahu apa yang diinginkan masyarakat dan 
bagaimana cara mencarikan solusinya. Beranjak dari keprihatinan itulah 
kami memutuskan maju melalui jalur independen,” pungkas Sudarsono.
Pencalonan Sudarsono dan Yulhaidir merupakan sejarah baru bagi Kabupaten
 Seruyan karena mereka adalah pasangan cabup dan cawabup pertama yang 
maju melalui jalur independen. Mereka akan mencatat sejarah yang lebih 
besar jika nantinya bisa memenangi pemilukada karena berarti mereka akan
 tercatat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Seruyan pertama yang berhasil 
terpilih melalui jalur independen.
Pemilih Seruyan Sudah Cerdas
Sama-sama sebagai politisi, Sudarsono dan Yulhaidir mengaku menyadari 
betul tantangan dari pilihan mereka memilih maju melalui jalur 
independen. Namun tak ada keraguan tersirat dari mereka meski akan 
berhadapan dengan figur yang nantinya akan diusung partai-partai besar 
maupun koalisi partai di Seruyan.
“Sekai lagi, pemilih di Seruyan itu memilih figur, bukan partai. Kami 
tetap yakin dengan pilihan kami maju melalui jalur independen dan kami 
tidak ragu. Pemilih di Seruyan sudah cerdas,” tandas Yulhaidir yang 
mengaku sudah mengajukan pengunduran diri dari jabatannya sebagai Wakil 
Ketua Komisi I DPRD Seruyan, sesuai aturan yang berlaku bagi calon 
peserta pemilukada.
Politisi yang berlatar belakang sebagai wiraswasta ini mengaku yakin 
dengan dukungan-dukungan yang telah disampaikan masyarakat selama ini 
kepada mereka. Dukungan itu pula yang membuat mereka makin optimistis 
untuk mencalonkan diri.
Keyakinan serupa disampaikan Sudarsono. Bahkan dia mengaku sudah 
mengalami sendiri hal itu saat dia berhasil terpilih menjadi anggota 
DPRD Provinsi Kalteng dari daerah pemilihan Kotim dan Seruyan.
“Kalau dilihat dari sisi partai, PKS tempat saya bernaung tak ada dapat 
kursi di DPRD Kotim dan Seruyan, tapi alhamdulillah saya bisa terpilih. 
Ini juga menggambarkan bahwa pemilih juga sangat mempertimbangkan figur 
calonnya, bukan masalah partai,” timpalnya.
Sudarsono dan Yulhaidir hanya berharap agar penyelenggara pemilukada dan
 siapapun yang terlibat, bisa bertindak secara netral sehingga tidak 
merugikan pasangan calon manapun. Begitu juga pegawai negeri sipil (PNS)
 serta aparatur pemerintahan hingga ke tingkat desa dan RT/RW, 
diharapkan juga bersikap adil dan netral.
“Saat pelaksanaan, bisa saja “serangan fajar” terjadi dan bisa 
memengaruhi pemilih, tapi kami juga menyiapkan tim untuk membongkar jika
 kecurangan itu sampai terjadi. Sekarang tidak bisa main-main karena 
Mahkamah Konstitusi sudah sangat baik dan adil serta tegas dalam 
menangani perkara,” tutup Sudarsono. 
Sumber : Radar Sampit
Artikel tentang 







TULIS KOMENTAR DI BAWAH INI